MAKALAH TEKNOLOGI UNTUK ORANG BERKEBUTUHAN KHUSUS

MAKALAH TEKNOLOGI UNTUK ORANG BERKEBUTUHAN KHUSUS
“Finger Reader”
 
Oleh :

Mustofa Wisnu Dhamara           (151051035)



TEKNIK INFORMATIKA
TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Teknologi Alat Bantu Bagi Orang Berkebutuhan Khusus.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.


Yogyakarta, 14 Oktober 2016






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
1.1  LATAR BELAKANG...................................................................................................
1.2  RUMUSAN MASALAH...............................................................................................
1.3  TUJUAN........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
BAB III KESIMPULAN............................................................................................................
      3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................
      3.2 SARAN..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Difabel atau disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi. Gangguan adalah sebuah masalah pada fungsi tubuh atau strukturnya; suatu pembatasan kegiatan adalah kesulitan yang dihadapi oleh individu dalam melaksanakan tugas atau tindakan, sedangkan pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan. Jadi disabilitas adalah sebuah fenomena kompleks, yang mencerminkan interaksi antara ciri dari tubuh seseorang dan ciri dari masyarakat tempat dia tinggal.
Program kebijakan pemerintah bagi penyandang disabilitas (penyandang cacat) cenderung berbasis belas kasihan (charity), sehingga kurang memberdayakan penyandang disabilitas untuk terlibat dalam berbagai masalah. Kurangnya sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang penyandang disabilitas menyebabkan perlakuan pemangku kepentingan unsur pemerintah dan swasta yang kurang peduli.
Maraknya inovasi terhadap teknologi ternyata tidak hanya melulu ditujukan bagi konsumen 'normal', konsumen yang berkebutuhan khusus pun saat ini sudah bisa menikmati canggihnya teknologi. Perkembangan teknologi di zaman ini terbilang menakjubkan, pasalnya beragam kemudahan telah diciptaan para ahli teknologi. Tak ketinggalan pula dengan teknologi khusus bagi penyandang tuna netra yang akan diperlengkapi dengan kemudahan membaca lewat gadget terbaru bernama Finger Reader.


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.      Aspek manusia
Ø  Apa kegunaan Finger Reader untuk manusia?
Ø  Apakah Finger Reader dapat membantu orang yang berkebutuhan khusus?
2.      Aspek teknologi
Ø  Bagaimana cara penggunaan Finger Reader?
Ø  Siapa penemu Finger Reader?
3.      Aspek ergonomi
Ø  Bagaimana desain dan Finger Reader yang tepat agar nyaman saat digunakan?

1.3 TUJUAN
1.      Untuk mengetahui kegunaan Finger Reader
2.      Untuk mengetahui cara penggunaan Finger Reader
3.      Untuk mengetahui desain yang tepat untuk Finger Reader agar nyaman digunakan

BAB II
PEMBAHASAN
               Finger Reader adalah perangkat yang membantu pengguna tunanetra dengan teks membaca atau kata-kata. Finger Reader pada dasarnya sebuah cincin yang memiliki kamera kecil dan beberapa haptic aktuator untuk umpan balik. Alat ini digunakan di jari telunjuk mereka. Ketika seseorang tunanetra ingin membaca beberapa teks, pengguna mengarahkan jari mereka pada permukaan teks dan perangkat membaca kata-kata dengan keras.





1.      Aspek manusia
Ø  Finger Reader adalah perangkat audio berupa cincin dengan Printer 3D yang dilengkapi dengan kamera kecil yang dapat memindai dan membaca kata-kata dengan suara yang real time, karena pengguna dapat mengikuti teks dengan jari mereka.
Ø  Prototype ini mampu membantu para penyandang tunanetra untuk bisa memahami materi tertulis dalam berbagai bentuk. Misalnya, catatan obat, majalah, koran, buku, menu restoran dan perangkat elektronik. Prototype ini memungkinkan penggunanya unuk dapat mengakses buku atau bahan bacaan lain yang tidak tersedia dalam huruf Braille.


2.      Aspek Teknologi
Ø  Cara pemakaian Finger Reader sangat praktis, cukup pasang Finger Reader seperti memasang cincin, kemudian pengguna tingggal mengarahkan atau menunjuk teks dengan jari yang tadi sudah dipasang finger reader dan terdapat perangkat lunak yang terhubung dengan laptop atau ponsel, yang akan melacak gerakan jari, mengidentifikasi kata dan memproses informasi untuk dapat mengambil perangkat untuk membaca teks. Finger Reader memberikan umpan balik berbasis getaran kepada pengguna jika mereka tersesat dari baseline teks.
Ø  Ketika pengguna meletakkan jarinya pada barisan sebuah kalimat, algoritma akan membuat beberapa dugaan tentang kalimat yang sedang dipindai berdasarkan kepadatan katanya. Hal ini juga yang memungkinkan FingerReader membatasi tebakan dan melacak kalimat yang sedang dipindai, untuk kemudian menerjemahkannya ke dalam bentuk audio.
Ø  Perangkat ini adalah hasil penelitian dari professor Pattie Maes dari Laboratorium Meia Institut Teknologi (MIT), Massachusets. Meski telah memakan waktu tiga tahun dalam pengembangannya, Finger Reader masih membutuhkan waktu dalam penyempurnaannya dengan melengkapi Finger Reader sebagai perangkat lunak yang kompatibel dengan Android  seperti smartphone dan tablet layar sentuh.

3.      Aspek ergonomi
Ø  Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam desain ergonomi Finger Reader
-          Finger Reader dipakaikan pada jari telunjuk pengguna
-          Finger Reader haruslah mempunyai alat untuk mengatur ukuran agar sesuai dengan jari pengguna
-          Finger Reader dibentuk seminimalis mungkin agar memudahkan penggunanya

4.      Kelebihan
Ø  Mempermudah tunanetra untuk membaca suatu teks
Ø  Mudah dibawa
Ø  Bentuk simpel dan nyaman digunakan

5.    Kelemahan
Ø Sering terjadi kesalahan dalam proses identifikasi
Mesin ini memiliki kelemahan yang pertama yaitu seringnya terjadi kesalahan pada saat pemindaian dikarenakan sensor tidak bisa mendeteksi teks dalam kondisi kotor karena terdapat banyak sekali not yang menempel sehingga proses identifikasi harus diulang.

Ø Membutuhkan perawatan yang rutin
Untuk tetap menjaga supaya Finger Reader bisa bekerja dengan maksimal dan tidak mengalami penurunan sistem, perawatan yang rutin perlu dilakukan agar sensor maupun kamera kecil tetap bersih setiap saat untuk mencegah terjadinya kesalahan. Dalam membersihkannya pun tidak boleh menggunakan air atau lap basah karena mesin sangat rentan kerusakan yang disebabkan oleh air.


Ø Kinerja sensor kurang maksimal
Sensor memiliki kelemahan dimana sistem sensor tidak bisa mendeteksi teks yang terlalu dekat antara kata satu dengan kata yang lain, kotor, algoritma yang belum di inputkan seperti bahasa cina, jepang, korea, arabic, rusian, dan simbol. Oleh karena itu, sebelum melakukan proses identifikasi, teks yang digunakan harus dalam keadaan bersih.

Ø Kurangnya teknisi
Teknisi masih kurang karena alat ini masih terbilang teknologi terobosan terbaru dan masih dalam tahap pengembangan.



BAB III
KESIMPULAN
3.1  KESIMPULAN

Finger Reader merupakan teknologi yang sangat membantu orang-oraang yang berkebutuhan khusus yaitu para tunanetra. Yang awalnya para tunanetra tersebut tidak dapat membaca, namun dengan adanya teknologi ini mereka juga bisa membaca kata-kata dengan suara yang real time, karena para tunanetra dapat mengikuti teks dengan jari mereka. Cara penggunaan Finger Reader termasuk sangatlah muda, jadi tidak dibutuhkan waktu lama untuk bisa menggunakan teknologi ini. Desain yang ergonomi juga sangat diperlukan. Selain dapat membantu, teknologi ini juga harus terasa nyaman saat digunakan.

3.2  SARAN

Dengan teknologi yang sudah semakin maju, sebaiknya inputan algoritma lebih ditambah agar kata non-alphabetic dapat terbaca. Hal ini agar lebih mempermudah pengguna untuk membaca dengan bahasa mereka masing-masing. Hal kedua yang perlu diperbaiki adalah memperkokoh alat Finger Reader dan menambah teknisi jika alat tersebut mengalami kerusakan maupun eror pada alat. Kemudian untuk mempermudah pengguna membersihkan sensor atau alat yang sensitif, pengembang memberikan alat pembersih yang mudah digunakan oleh tunanetra dalam semua kalangan.



DAFTAR PUSTAKA





Tag of MAKALAH TEKNOLOGI UNTUK ORANG BERKEBUTUHAN KHUSUS : IMK
Previous
« Prev Post

Related Posts

Populer Post